Senin, 29 Oktober 2012
HAK HAK SAHABAT RASULULLAH PADA UMMAT ISLAM
الأساليب البديعة في فضل الصحابة وإقناع الشيعة
DALAM KITAB ''AL ASALIB ALBADI'AH FI FADHLISSAHABAH WA IQNA'ISSYI'AH شيخ يوسف بن إسماعيل بن يوسف النبهاني
KARYA : SYEHK YUSSUF BIN ISMA'IL BIN YUSUF ANNABHANY
الإمام الغزالي
imam alghazaly
قال رحمه الله تعالى في كتاب الاقتصاد في الاعتقاد في شرح عقيدة أهل السنة من الصحابة والخلفاء الراشدين رضي الله عنهم
telah berkata imam algazhaly dalam kitabul iqtisad fi syarhi aqidati ahli sunnah minassahabah wal khulafa'urrasyidin radhiallahu anhum
: اعلم أن للناس في الصحابة والخلفاء إسرافا في أطراف، فمن مبالغ في الثناء حتى يدعي العصمة للأئمة،
ومنهم متهجم على الطعن يطلق اللسان بذم الصحابة. فلا تكونن من الفريقين،
ketahuilah bahwasanya pada diri manusia itu ada yang berlebih lebihan dalam memuji para sahabat dan khulafa'urrasyidin sampai sampai meyakini kemaksuman dalam diri mereka
dan sebagian yang lain orang yang gemar membasahi lisannya untuk mencaci maki sahabat raulullah
maka dari itu janganlah sampai kalian semua tergolong dari dua kategori tersebut
واسلك طريق الاقتصاد في الاعتقاد.
dan ambillah jalan suluk atas tareqah keseimbangan dalam sebuah keyakinan
واعلم أن كتاب الله مشتمل على الثناء على المهاجرين والأنصار، وتواترت الأخبار بتزكية النبي صلى الله عليه وسلم إياهم بألفاظ مختلفة،
dan ketahuilah sesungguhnya kitabullah itu telah memberikan pengetahuan atas terpujinya kepribadian sahabat muhajirin dan ansar
serta banyaknya hadist hadist nabi dengan gaya bahasa berbeda beda yang menjelaskan akan bersihnya kepribadian para sahabat
كقوله: "أصحابي كالنجوم بأيهم اقتديتم اهتديتم"
seperti sabda nabi :para sahabatku itu laksana bintang bintang , dengan siapa saja kalian mengikut maka kalian akan diberikan hidayah
وكقوله: «خير الناس قرني ثم الذين يلونهم»
dan semisal sbda nabi:sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang satu zaman denganku dan manusia yang mengikuti mereka
. وما من واحد إلا ورد عليه ثناء خاص في حقه يطول نقله. فينبغي أن تستصحب هذا الاعتقاد في حقهم ولا تسئ الظن بهم.
dan tidak hanya satu saja yang memberitahukan tentang pujian yang akan kami nuqilkan maka dari itu wajib untuk menggunakan keyakinan semacam ini dan jangan sampai berburuk sangka pada mereka
وما يحكى عن أحوال تخالف مقتضى حسن الظن فأكثر ما ينقل مخترع،
adapun cerita-cerita dengan keadaan yang berbeda beda,maka hal semacam itu sudah menyalahi kaedah khusnudzan dan pastinya banyak kepalsuan di dalam cerita tersebut.
، ولم يجر ما لا يتسع العقل لتجويز الخطإ والسهو فيه وحمل أفعالهم على قصد الخير وإن لم يصيبوه.
sedangkan hal - hal yang sulit dinalar akal sebab keadaan salah dan lalai dalam kepribadian sahabat maka kita harus yakin bahwasanya semua hal semacam itu tetap bertujuan baik walaupun akhirnya tidak perfeck
والمشهور من قتال معاوية مع علي وسير عائشة رضي الله عنهم إلى البصرة،
adapun cerita yang paling terkenal adalah peperangan muawwiyah dengan aly serta kisah keluarnya aisyah radhiallahu anhum (bersama pasukannya ) ke tanah bashrah
فالظن بعائشة أنها كانت تطلب تطفئة الفتنة،
adapun prasangka terhadap aisyah yang benar adalah sesungguhnya aisyah berusaha mencari solusi agar fitnah (tentang pembunuhnya ustman belum diadili ) saat itu segera mereda
وما يحكى سوى هذا من روايات الآحاد فالصحيح منه مختلط بالباطل،
adapun cerita seseorang yang berlawanan dengan keterangan ini maka label kesahihan cerita tersebut pasti tercampur hal hal yang bathil
والاختلاق أكثره اختراعات الروافض والخوارج وأرباب الفضول الخائضين في هذه الفنون،
adapun berbeda bedanya versi cerita itu kebanyakan adalah sebab dari ulah kaum rafidhah dan khawarij dan orang yang melebih lebihkan keadaan cerita diatas
فينبغي أن تلازم الإنكار في كل ما لم يثبت،
maka wajib ingkar (tidak mempercayai ) atas cerita cerita fiktif tersebut
فمن يلاحظ هذه الفصول ولم يكن في طبعه ميل إلى الفضول آثر ملازمته السكوت وحسن الظن بكافة المسلمين وإطلاق اللسان بالثناء على جميع السلف الصالحين، هذا حكم الصحابة عامة
barangsiapa membaca keterangan fashal ini dan orang tersebut tidak punya kepribadian melebih lebihkan maka dia akan mendapatkan sebuah faidah atau hikmah
yaitu mampu untuk melazimkan diam (atas hal hal yang tiada berguna ) dan dia akan berbaik sangka pada seluruh ummat islam dan lisannya akan terbiasa untuk memuji pada ulama' salafussalih
adapun hal semacam inilah (jangan gemar melebih lebihkan dan melazimkan diam,berbaik sangka pada seluruh ummat islam,,terbiasa untuk memuji ) hukum yang wajib kita lakukan pada seluruh sahabat rasulullah
فأما الخلفاء الراشدون فهم أفضل من غيرهم، وترتيبهم في الفضل عند أهل السنة كترتيبهم في الإمامة، أي الخلافة،
adapun tentang sahabat yang berpangkat khulafa'urrasyidin mereka adalah sahabat yang terbaik dari seluruh sahabat rasulullah lainnya, adapun tentang urutan paling utamanya mereka itu telah dijelaskan ahlusunnah yaitu sesuai urutan mereka menjadi imam atu khalifah
وهذا لمكان أن قولنا فلان أفضل من فلان معناه أن محله عند الله تعالى في الآخرة أرفع، وهذا غيب لا يطلع عليه إلا الله ورسوله
adapun tentang sebuah kedudukan dari keterangan kami : fulan ini lebih mulai daripada fulan itu
maka maksud dari keterangan tersebut adalah tempat si fulan itu lebih tinggi disisi allah di akherat kelak
adapun kalimat semacam ini adalah hal ghaib yang tidak ada yang tahu kecuali hanya allah dan rasulullah yang telah diberi tahu
إذا ثبت أنه لا يعرف الفضل إلا بالوحي، ولا يعرف من النبي إلا بالسماع،
ketika telah ada ketetapan bahwasanya keutamaan itu hanya bisa diketahui oleh penerima wahyu, dan akan tahu hal ikhwal wahyu apabila mau mendengarkan secara langsung keterangan keterangan rasulullah
وأولى الناس بسماع ما يدل على تفاوت الفضائل الصحابة الملازمون لأحوال النبي صلى الله عليه وسلم، وهم قد أجمعوا على تقديم أبي بكر، ثم نص أبو بكر على عمر، ثم أجمعوا بعده على عثمان، ثم على علي رضي الله عنهم،
dan para sahabat itu adalah manusia yang melazimi dan secara langsung mendengarkan keterangan keterangan rasulullah yang kususnya menjelaskan keutamaan sahabat
dan mereka (para sahabat) telah bersepakat (sesuai petunujuk rasulullah ) akan taqdimnya abu bakar kemudian abu bakar memberi ketetapan atas umar setelah itu para sahabat sepakat atas taqdimnya ustman kemudian aly radhiallau anhum
وليس يظن منهم الخيانة في دين الله تعالى لغرض من الأغراض.
dan tidaklah terdapat prasangka khianat dalam diri mereka dalam urusan agama allah ta'ala dari segi dan sisi manapun
وكان إجماعهم على ذلك من أحسن ما يستدل به على مراتبهم في الفضل. ومن هذا اعتقد أهل السنة هذا الترتيب في الفضل،
adapun hal inilah yang menjadi ijma' para sahabat dan menjadi paling bagusnya sebuah dalil atas keutamaan derajad para sahabat rasulullah
dan dari keterangan inilah ahlusunnah meyakini dan memegang teguh tentang urutan urutan keutamaan para sahabat
وقال الإمام الغزالي أيضا في إحياء علوم الدين: الإمام الحق بعد رسول الله. صلى الله عليه وسلم أبو بكر ثم عمر ثم عثمان ثم علي رضي الله عنهم، ولم يكن نص رسول الله صلى الله عليه وسلم على إمام أصلا
telah ditegaskan lagi oleh al imam alghazaly dalam kitab ihya' ulumuddin
imam yang haq sesudah rasulullah sallallahu alaihi wasallam itu adalah abu bakar kemudian umar lalu ustman lalu aly radhiallahu anhum
dan rasulullah tidak pernah memastikan adanya seorang imam setelahnya sama sekali
فلم يكن أبو بكر إماما إلا بالاختيار والبيعة. وأما تقدير النص على غيره فهو نسبة للصحابة كلهم إلى مخالفة رسول الله صلى الله عليه وسلم وخرق الإجماع مما لا يجترئ على اختراعه إلا الروافض.
adapun abu bakar menjadi imam itu atas pilihan para sahabat dan ba'iat mereka,
sedangkan watak yang berani mengira ngirakan adanya nash bahwa imam itu dijabat selain abu bakar maka watak semacam ini sama saja telah menuduh sahabat rasulullahradhiallahu anhum telah menyimpang
dan telah membakar ijma' sahabat rasulullah
dan watak semacam ini (berani mengada adakan nash ke imamahan bagi selain abu bakar ) adalah kepalsuan tipu daya yang senantiasa dihembuskan syi'ah rafidhah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar