Senin, 19 November 2012

was-was dan doa penangkalnya

Waswas adalah secara harfiyah berarti suara yang khafy/tersembunyi(tajul `urusy) namun kalimat waswas juga dimaksudkan kepada nama syaithan yang selalu mengganggu manusia seperti yang dimaksudkan dalam ayat : مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ “Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi”(Q.S.an-Nas ayat 5) Dalam satu hadist Rasulullah bersabda: إنَّ لِلْوُضُوءِ شَيْطَانًا يقَالُ لَهُ الْوَلْهَانُ فَاسْتَعِيذُوا بِاَللَّهِ مِنْهُ فَإِنَّهُ يَأْتِي إلَى الْمُتَوَضِّئِ فَيَقُولُ لَهُ : مَا أَسْبَغْت وُضُوءَك مَا غَسَلْت وَجْهَك مَا مَسَحْت رَأْسَك وَيُذَكِّرُهُ بِأَشْيَاءَ يَكُونُ فَعَلَهَا فَمَنْ نَابَهُ شَيْءٌ مِنْ ذَلِكَ فَلْيَسْتَعِذْ بِاَللَّهِ مِنْ الْوَلْهَانِ فَإِنَّ اللَّهَ يَصْرِفُهُ عَنْهُ "Sesungguhnya bagi wudhuk ada syaithan yang bernama walhan, maka berlindunglah kamu dengan Allah darinya, ia mendatangi orang yang berwudhuk dan berkata; kamu belum menyempurnakan wudhukmu, kamu belum membasuh wajahmu, kamu belum meyapu kepalamu dan ia mengingatkannya dengan segala hal yang telah ia kerjakan. Maka barang siapa ditimpa demikian maka hendaklah ia berlindung dengan Allah dari walhan, karena bangwa sungguhnya Allah akan menjauhkannya”. Walhan adalah nama Syaithan yang bertugas menganggu ketika berwudhuk dan bersuci, sedangkan syaithan yang bertugas mengganggu ketika shalat dinamakan dengan Khanzab. Biasanya waswas ini hanya akan menimpa kalangan pelajar agama, jarang sekali masyarakat awam yang terkena waswas. Menanggapi fenomena ini Imam al-Yafii dalam kitabnya ad-Durar an-Nadhim mengatakan karena pencuri tidak akan mencuri di rumah yang runtuh (reruntuhan rumah yang telah ditinggalkan penghuninya). (maksudnya syaithan hanya akan lebih berusaha merusak ibadah orang yang imannya sempurna). Bagi orang yang kuat imannya Syaithan hanya dapat masuk dalam hati mereka ketika hati mereka lalai dari zikir kepada Allah, sedangkan bla hati mereka tengah berbimbang dengan berzikir kepada Allah maka Syaithan tidak akan memiliki jalan untuk mengganggu hati manusia. Namun membiarkan diri dalam waswas dan menurutinya merupakan satu kerusakan pada akal dan menunjuki kejahilan dalam ilmu agama.( Hasyiah Bujairimy `ala Khatib jilid 2 hal 19 Cet. Dar Fikr) Salah satu doa yang dibacakan untuk menghilangkan waswas baik yang muncul ketika shalat, wudhuk ataupun ketika waktu lain adalah doa yang diajarkan oleh Imam Abu as-Syazily kepada para murid-murid beliau, dalam sebagian kitab doa ini disebutkan berasal dari Imam Syafii; Meletakkan tangan kanan atas dada sebelah kiri sambil membaca doa dibawah ini sebanyak tujuh kali : سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْخَلَّاقِ الْفَعَّالِ Selanjutnya membaca ayat al-Quran dibawah ini: إنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيزٍ Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru, dan yang demikian itu sekali-kali tidak sukar bagi Allah. (Q.S. Ibrahim ayat 19-20) 2. Meludah kekiri sebanyak tiga kali setelah beristi`azah: Dalam satu riwayat shahabat Rasulullah Usman bin Ashy mengadu kepada Rasulullah perihal waswas syaithan: وقال عثمان بن العاصي رضي الله عنه: يا رسول الله الشيطان حال بيني وبين صلاتي وقراءتي.فقال: ذلك شيطان يقال له خنزب إذا أحسسته فتعوذ بالله منه واتفل على يسارك ثلاثا.قال: ففعلت ذلك فأذهبه الله عني. Berkata `Usman bin `Ashy ra “Ya Rasulullah, Syaithan telah menghalangi antaraku dan shalatku. Rasulullah berkata “itu adalah dari Syaithan yang bernama Khanzab, apabila kamu merasainya maka berlindunglah kepada Allah dan meludahlah tida kali kekiri”. Usman bin Ashy berkata “maka akupun mengerjakan seperti demikian maka Allah menghilangkan waswas dariku.” Adapun isti`azah yang dapat diucapkan untuk mengantisipasi gangguan dari khanzab adalah seperti: اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك مِنْ شَيْطَانِ الْوَسْوَسَةِ خَنْزَبٍ “Ya Allah, aku berlindung denganMu dari Syaithan, waswas khanzab” 3. Memperbanyak membaca : لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ para ulama mengatakan bahwa syaithan akan mundur ketika mendengar kalimat tersebut, apalagi kalimat tersebut merupakan zikir utama. 4. Membaca doa : اللَّهُمَّ إنَّك سَلَّطْتَ عَلَيْنَا بِذُنُوبِنَا عَدُوًّا بَصِيرًا بِعُيُوبِنَا يَرَانَا هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا نَرَاهُمْ فَآيِسْهُ مِنَّا كَمَا آيَسْتَهُ مِنْ رَحْمَتِك وَقَنِّطْهُ مِنَّا كَمَا قَنَّطْتَهُ مِنْ عَفْوِك وَبَعِّدْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ جَنَّتِك إنَّك عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٍ “Ya Allah bahwa sungguhnya engkau kuasakan atas kami dengan dosa kami musuh yang dapat melihat dengan aib-aib kami, dia dan golongannya melihat kami dari arah yang kami tak dapat melihat mereka. Maka putus asakanlah dia dari kami sebagaimana engkau putus asakan dia dari rahmatMu, dan putuskan harapannya dari kami sebagaimana engkau putuskan harapannya dari keampunan Engkau. Dan jauhkan antara kami dan dia sebagaimana engkau jauhkan antara dia dan surgaMu. Bahwa sunggu Engkau maha kuasa atas tiap sesuatu.” Referensi; Hasyiah Bujairimy `ala khatib jilid 2 hal 18 Cet. Dar Fikr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar